MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA
PADA
PELAJARAN IPA
MATERI
POKOK PENGGOLONGAN HEWAN
DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
DI
KELAS III SD NEGERI 1 SUNGAI LUMPUR
Misdamayanti
NIM. 822078609
Email: misdamayanti.pkp@gmail.com
Abstrak
Penelitian perbaikan pembelajaran
ini dilaksanakan di kelas III SDN 1 Sungai Lumpur Kecamatan Cengal Kabupaten
Ogan Komering Ilir dengan
jumlah siswa sebanyak 35 siswa yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) materi
penggolongan hewan. Penelitian
ini dilaksanakan dalam 2 Siklus. Prosedur yang di gunakan dalam setiap siklus
terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Sebelum perbaikan atau Pra Siklus, dari 35 siswa hanya
18 siswa atau 51,43% yang menuntaskan belajar dengan KKM 68. Pada Siklus I perbaikan
pembelajaran menggunakan media
gambar dengan menggunakan metode ceramah,
dan tidak semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut dan hasil belajar yang
diperoleh masih belum optimal, ditunjukan dari hasil tes formatif siklus I yaitu dari 35
siswa hanya 20 siswa atau 57,14 % siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar. Pada
siklus II, disamping
menggunakan media
gambar, peneliti juga
menggunakan metode diskusi, siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran. Suasana belajar tampak menyenangkan
dan hasil belajar mengalami peningkatan. Dari hasil tes formatif siklus II sebanyak 33 siswa , atau 94,28 % telah mencapai ketuntasan belajar.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media gambar merupakan media pembelajaran yang efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi
penggolongan hewan.
Kata
Kunci: Media
Gambar, Hasil Belajar, Pembelajaran IPA
I. Pendahuluan
A. Latar
Belakang Masalah
Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang terjadi
secara sadar dan tertuju untuk memperoleh sesutau yang lebih baik dari
sebelumnya. Belajar konsep lebih menekankan hasil belajar berupa pemahaman
factual dan prinsipil terhadap bahan atau isi pelajaran yang bersifat kognitif.
Kegiatan belajar mengajar yang berhasil dicerminkan oleh siswa dalam bentuk
nilai hasil belajar setiap mata pelajaran. Peningkatan motivasi hasil belajar
dapat dilihat dari nilai hasil belajar.
Sasaran tugas dan fungsi pendidikan adalah manusia
yang senantiasa tumbuh dan berkembang guna menjamin pelaksanaan dan
kelangsungan pembangunan pendidikan
yang berkualitas harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan
pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Mendidik bukan hanya
dengan nasehat saja. Sebab yang menjadi sukses adalah memberikan contoh dengan
perbuatan yang baik, sesuai dengan apa yang dikatakannya.
Pembaharuan
kurikulum yang sesuai dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur, sopan santun, etika
serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena pendidikan
dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab
keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
Tujuan
pendidikan di sekolah
dasar mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai manusia Indonesia seutuhnya
sesuai dengan perkembangan dirinya. Agar tujuan pendidikan tersebut di sekolah dapat dicapai,
maka guru mempunyai peranan penting sebagai fasilitator dalam mentransfer ilmu
pendidikan yang dibutuhkan siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya melaui kegiatan pembelajaran di
kelas. Upaya peningkatan mutu
pendidikan di sekolah perlu didukung
kemampuan dan kreativitas guru. Kemampuan merencanakan yang tepat akan
berdampak pada pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien. Guru harus
memikirkan pendekatan, metode
dan teknik seperti apa yang
akan di gunakan untuk mendongkrak mutu proses pendidikan. Guru merupakan aktor
utamanya sehingga yang dikaji adalah bagaimana cara mengajar guru. Pembelajaran
yang berhasil ditunjukan oleh dikuasainya materi pelajaran oleh siswa. Untuk
meningkatkan siswa terhadap materi pelajaran penulis melaksanakan perbaikan
pembelajaran.
Ilmu
pengetahuan Alam (IPA) merupakan
pilihan penulis untuk melaksanakan salah satu tugas mata kuliah Pemantapan Kemapuan Profesional
(PKP). Laporan
ini disusun berdasarkan hasil observasi serta temuan-temuan yang diperoleh pada
saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan. Hasil yang diperoleh
pada mata pelajaran IPA belum berhasil.
Siswa belum menguasai konsep tersebut. Hal ini terbukti dengan rendahnya nilai
yang diperoleh siswa,
hanya 10 siswa yang
mendapat nilai lebih dari 68 dan memenuhi KKM. Jumlah siswa sebanyak 36 siswa dengan persentase 60,55
tidak memenuhi KKM dan 30,55 telah memenuhi KKM, untuk itu penulis
melakukan perbaikan dalam pembelajaran IPA materi pokok Penggolongan Hewan.
1. Identifikasi Masalah
Setelah
melakukan proses pembelajaran banyak hal yang ditemukan dalam pembelajran IPA
di kelas III. Selama
proses pembelajaran berlangsung sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan
atau memberikan tanggapan terhadap materi pembelajaran yang di sampaiakan oleh
guru.
Beberapa
masalah yang terjadi saat proses pembelajaran antara lain; (1) tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan,
(2) siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran, (3) siswa
kurang berani untuk mengajukan sebuah pertanyaan dalam proses pembelajaran, dan (4) siswa kurang mampu
menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.
2. Analisis Masalah
Melalui
diskusi dengan supervisor diketahui bahwa kurangnya minat siswa dalam materi
pembelajaran antara lain; (1) guru
terlalu banyak melakukan metode ceramah,
(2) guru kurang optimal dalam menggunakan
alat peraga, (3) guru
kurang mengaktifkan siswa pada saat proses pembelajaran, dan (4) siswa tidak terlibat
aktif dalam proses pembelajaran.
3. Alternatif dan
prioritas pemecahan masalah
Dari
hasil identifikasi dan analisis masalah yang telah penulis uraikan di atas maka penulis menentukan
alternatif
pemecahan masalah pembelajaran tersebut terletak pada media yang digunakan
dalam pembelajaran di dalam kelas, maka untuk memperbaiki pembelajaran penulis
memutuskan untuk menggunakan media gambar dalam perbaikan pembelajaran.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah di atas,
rumusan masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah: Adakah Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPA
Materi Pokok Penggolongan Hewan dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas III SD
Negeri 1 Sungai Lumpur?.
C. Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Proses
perbaikan pembelajaran IPA kelas III SD Negeri 1 Sungai Lumpur ini mempunyai
tujuan yaitu antara lain; (1) meningkatkan
proses pembelajaran pada pelajaran IPA,
(2) memberikan motivasi pada siswa agar
menyukai mata pelajaran IPA, (3) meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami penggolongan hewan, (4) untuk memperbaiki kinerja guru, agar
hasil belajar menjadi lebih meningkat,
(5) menentukan media pembelajaran dan alat
peraga yang tepat dan efisien sesuai materi pembelajaran, (6) meningkatkan kualitas
pendidikan.
D. Manfaat
Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
Pelaksanaan
penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat bagi pihak-
pihak terkait sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Dapat
meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajarann IPA khususnya dalam materi
penggolongan hewan, serta siswa
dapat lebih bersikap kritis, aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
2. Bagi Guru
Guru
dapat berkembang secara profesional,
mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sendiri,
serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran
yang efektif untuk pembelajaran
IPA sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan
model pembelajaran ini bermanfaat sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar bagi peserta didik, sehingga mutu pendidikan semakin meningkat, penelitian ini
diharapkan menjadi kajian bagi guru atau sekolah sebagai inovasi pembelajaran IPA.
II. Kajian Pustaka
A. Hasil
Belajar
Masalah
belajar merupakan masalah yang penting, pentingnya
penyelengaraan bimbingan cara belajar yang efektif ini tampak pada hasil
penyelidikan yang penulis jalankan. Kenyataan
ini menunjukan bahwa guru atau pembimbing perlu memberikan bimbingan cara
belajar yang sebaik-baiknya. Belajar merupakan hal yang erat kaitannya dengan
prinsip ekonomi. Makin cepat seseorang belajar dengan hasil yang sama maka
makin baiklah keadaan itu. Banyak definisi para ahli tentang belajar,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Skinner (dalam Barlow, 1985 dalam Fathurohman, 2010:5), mengartikan belajar
sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung
secara progresif.
2. Hilgard & Bower
dalam bukunya Theories of Learning
(1975) mengemukakan bahwa
belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
situasi itu, di mana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan,
pengaruh obat dan sebagainya).
3. C.T. Morgan merumuskan
belajar sebagai suatu perubahan yang relatif
dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang
lalu.
4. Thursan Hakim dalam
bukunya Belajar Secara
Efektif (2002:6), mengartikan
belajar dalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia,
dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir,
dan lain-lain.
5. Menurut Gagne (1974 dalam Djiwandon,
1990:217) hasil belajar yang harus di capai oleh siswa dan meninjau proses
belajar menuju ke hasil
belajar dan langkah-langkah
intruksional yang dapat diambil oleh guru dalam membantu siswa belajar.
Dari
beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah
“perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas
tertentu. Walaupun
pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan
fisik, mabuk, gila, dan sebagainya.
B. Media
1. Pengertian
media
Menurut Heinich
(1993 dalam
Susilana, 2011:6l), Media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa
latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
”Medium” yang secara harfia berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan
(a saurce) dengan penerima pesan (a reciver). Heinich mencontohkan media
ini seperti film,
televisi, diagram, bahan tercetak
(Printed Materials), komputer dan instruktur. Heinich juga mengaitkan
hubungan antara media dengan pesan dan metode (Methods). Pembelajarann selalu
terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (Hardware) dan unsur pesan yang dibawanya
(message/software). Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan
ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras
(hardware) adalah sarana atau
peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar .
Pada
awalnya sejarah pembelajaran, media hanyalah merupakan alat bantu yang
dipergunakan oleh seorang guru untuk menerangkan pelajaran. Perkembangan media
pembelajaran memang mengikuti perkembangan teknologi pendidikan.
Apabila
ditelaah lebih lanjut, berkembangnya paradigma dalam teknologi pendidikan
mempengaruhi perkembangan media pembelajaran, adalah sebagai berikut:
a. Dalam
paradigma pertama, media
pembelajaran sama dengan alat peraga audio visual yang di pakai oleh instruktur
untuk melaksanakan tugasnya.
b. Dalam
paradigma kedua, media dipandang
sebagai sesuatu yang dikembangkan secara sistematik serta berpegang kepada
kaidah komunikasi.
c. Dalam
paradigma ketiga, media
dipandang sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran dan karena itu
menghendaki adanya perubahan pada komponen-komponen lain dalam proses
pembelajaran.
c. Media
pembelajaran dalam paradigma
keempat, lebih dipandang sebagai salah satu sumber yang dengan sengaja dan
bertujuan dikembangkan dan atau di manfaatkan untuk keperluan belajar. (Riyana,
2011:8).
2. Fungsi
Media
Seberapa
pentingnya peran media
dalam pembelajaran, namun tetap tidak bisa menggeser peran guru, karena media hanya berupa alat
bantu yang memfasilitasi guru dalam pengajaran. Untuk itu guru tidak dibenarkan
menghindar dari kewajiban sebagai pengajar dan pendidik untuk tampil di hadapan
anak didik dengan seluruh kepribadiannya.
Secara
umum media mempunyai kegunaan :
1. Memperjelas
pesan agar tidak terlalu verbalitas.
2. Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera.
3. Menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4. Memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan
kinestetiknya.
5. Memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang
sama. (Susilana, 2011:9).
Dalam
proses belajar mengajar, fungsi media
menurut Sudjana (1991) yakni:
1. Penggunaan
Media dalam Proses belajar mengajar bukan merupakan Fungsi Tambahan, tetapi
mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif.
2. Penggunaan
media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi
mengajar.
3. Penggunaan
media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan
hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
4. Penggunaan
media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar
mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
5. Penggunaan
media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
3. Media
Gambar
Media
gambar adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media
gambar ini adalah foto. Menurut (I Made Tegeh, 2008) yang
dimaksud dengan media gambar dilihat dari pandangan media grafis adalah
gambar-gambar hasil lukisan tangan, hasil cetakan, dan hasil karya seni
fotografi. Penyajian obyek dalam bentuk gambar dapat disajikan melalui bentuk
nyata maupun kreasi khayalan belaka sesuai dengan bentuk yang pernah dilihat
oleh orang yang menggambarnya.
Kelebihan Media Gambar
a. Media
gambar ini lebih konkret.
b. Dapat
menunjukan perbandingan yang tepat dari objek yang sebenarnya.
c. Pembuatannya
mudah dan harganya murah.
Kelemahan Media gambar
a. Biasanya
ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar.
c. Perbandingan
yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi. (Susilana, 2011:16).
C. Pembelajaran
IPA untuk Sekolah
Dasar (SD)
1. Hakikat
Ilmu pengetahuan Alam (IPA)
IPA
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini
berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa dan
gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu
pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.
Selain
itu, Darmojo (1992:3) dalam bukunya menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau
metode untuk mengamati alam. Beliau
juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, cermat
serta menghubungkan antara suatu fenomena dengan fenomena lain. Sehingga keseluruhan
membentuk suatu persfektif yang baru tentang obyek yang diamati.
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatau proses penemuan. Pendidikan
IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari hari untuk memenuhi kebutuhan manusia
melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan
IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap
lingkungan. Di tingkat SD diharapkan penekanan pembelajaran Sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang
dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA. Pembelajaran IPA
sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersifat ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
dalam kecakapan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SD menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. (http://laporanipa.wordpress.com).
2. Tujuan
Pembelajaran IPA
Mata
pelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
2. Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
3. Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
4. Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan tuhan.
5. Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP. (www.art4beng.com).
3. Ruang
Lingkup
Ruang
lingkup bahan kajian IPA untuk
SD meliputi aspek-aspek berikut:
1. Mahluk
hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksi dengan
lingkungan serta kesehatan.
2. Benda/materi,
sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
3. Energi dan perubahannya
meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
4. Bumi
dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit
lainnya. (www.art4beng.com).
III. Pelaksanaan Penelitian
Perbaikan Pembelajaran
A. Subjek,
Tempat dan Waktu Penelitian, serta Pihak yang Membantu
1. Subjek
Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD
Negeri 1 Sungai lumpur Kecamatan Cengal Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan jumlah 35 siswa. Pertimbangan penulis mengambil
subyek penilitian tersebut karena siswa kelas III telah mampu dan memiliki
kemandirian dalam pembelajaran IPA dan diyakini juga mampu mengeksplorasi kreativitasnya terutama ketika sumber
belajar yang disajikan adalah media gambar. Selain itu penulis juga guru kelas
III.
2. Tempat penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran
ini dilaksanakan di kelas III semester 1 SD Negeri 1 Sungai Lumpur Kecamatan Cengal
Kabupaten Ogan Komering Ilir.
3. Waktu penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan
pada tanggal 11 Oktober 2014 dan 16 Oktober
2014.
4. Pihak Yang membantu
Penelitian
ini dilaksanakan oleh peneliti dibantu
oleh Bapak Arsyah, S.Pd. selaku observer
dan Bapak Aspiran, S.Pd. selaku kepala
sekolah.
B. Desain
Prosedur Perbaikan
Pembelajaran
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada
tahap perencanaan pada siklus I guru melakukan langkah-langkah kegiatan antara lain; (1) menyiapkan
rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan identifikasi penyebab masalah
pembelajaran pra siklus, (2) merumuskan
tujuan dari perbaikan pemebelajaran,
(3) menyiapkan sistematika laporan siklus I, (4) membuat lembar observasi, dan (5) menyiapkan media gambar
yang akan di gunakan dalam perbaikan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 Oktober 2014
materi Penggolongan Hewan
dengan langkah-langkah antara lain; (1)
guru mengkondisikan siswa dengan tanya jawab sebagai
apersepsi agar siswa siap menerima pelajaran, (2) guru menyampaikan tema atau tujuan pembelajaran
dalam perbaikan, (3)
guru meletakka
media gambar di atas meja, (4) siswa
memperhatikan gambar yang ada di atas meja,
(5) siswa memperhatikan penjelasan dari guru, (6) guru melakukan tanya jawab dengan
menyebutkan penggolongan hewan, (7) guru
dan siswa membuat kesimpulan
materi pembelajaran, dan guru
memberikan tugas secara individual.
c. Pengamatan
Selama
kegiatan pembelajaran berlangsung supervisor selalu mengamati dan mencatat
temuan-temuan yang ada, baik dari guru maupun dari siswa. Kemudian setelah
temuan dicatat, temuan dikoreksi atau direfleksi untuk di berikan masukan
kepada penulis.
d. Refleksi
Hasil
yang diperoleh dari siklus
I masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yang telah
ditentukan. Penulis dan supervisor berdiskusi untuk membahas langkah
selanjutnya agar kegiatan pembelajaran memperoleh hasil yang lebih baik.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada
tahap perencanaan pada siklus II
guru melakukan langkah-langkah kegiatan antara
lain; (1) menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran
berdasarkan identifikasi penyebab masalah pembelajaran pra siklus, merumuskan tujuan dari
perbaikan pemebelajaran, (3) menyiapkan
sistematika laporan siklus II, (4) membuat
lembar observasi, dam (4) menyiapkan media gambar
yang akan digunakan dalam perbaikan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus II
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 Oktober 2014 materi Penggolongan Hewan dengan langkah-langkah antara lain; (1) guru
mengkondisikan siswa dengan tanya
jawab sebagai apersepsi agar siswa siap menerima pelajaran, (2) guru menyampaikan tema
atau tujuan pembelajaran dalam perbaikan,
(3) guru meletakkan media gambar di atas meja, (4) siswa memperhatikan
gambar yang ada di atas meja, (5) siswa
memperhatikan penjelasan dari guru,
(6) guru melakukan tanya jawab dengan
menyebutkan penggolongan hewan, (7) guru
dan siswa membuat kesimpulan
materi pembelajaran, dan (8) guru
memberikan tugas secara individual.
c. Pengamatan
Selama
proses belajar berlangsung supervisor membantu mengamati aktivitas guru dan
siswa untuk dijadikan dasar memberikan masukan kepada penulis.
d. Refleksi
Siswa
menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari pembelajaran sebelumnya. Siswa
sudah aktif memperhatikan penjelasan guru dan memahami kata kunci dalam pokok
bahasan yang menjadi tujuan pembelajarannya. Siswa lebih memahami/presentasi
ataupun tanya jawab. Hal ini disebabkan karena guru sudah menggunakan media
pembelajaran dan alat peraga yang sesuai
, serta cara menjelaskan dan membimbing lebih intensif. Walau pada tes
akhir ada saja siswa yang mau menyontek dari temannya tapi segera bisa diatasi
dengan cara mendekati dan diberi teguran.
C. Teknis
Analisis Data
Pengumpulan
data diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan teman sejawat sebagai
pengamat selama kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung. Teman sejawat memberikan
catatan terhadap semua pristiwa dan memberikan komentar serta saran, selain itu
untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa guru menyiapkan lembar pengamatan dan lembar penilaian
tes tertulis. Lembar
pengamatan oleh siswa diamati oleh guru.
Penilaian
hasil belajar siswa diperoleh melalui soal latihan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran setiap siklus. Dari data pada setiap siklus akan diketahui hasil
ketuntasan dengan rumus:
Nilai Akhir = Jumlah
skor yang diperoleh siswa X 100
Jumlah skor maksimum
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Setelah
melakukan penelitian yang dilaksanakan ternyata menunjukan kemajuan. Kemajuan
tersebut dapat dibuktikan adanya peningkatan persentase peningkatan ketuntasan.
Observasi yang dilakukan oleh rekan guru yang bertindak sebagai observer
menyatakan bahwa aktivitas
guru adalah cukup baik pada siklus I maupun siklus II. Hal ini dipandang sesuai
dengan kenyataan dimana aktivitas guru banyak berfungsi sebagai fasilitator
yang melayani siswa baik dalam menjelaskan konsep pembelajaran maupun teknis
operasional pembelajaran
1. Pra siklus
Sebelum
diadakan penelitian data menunjukan bahwa hasil belajar siswa tuntas dan
memenuhi KKM adalah sebanyak 18 siswa
(51,43%) dan belum tuntas sebanyak 17 siswa (48,57%).
2. Siklus I
a. Hasil Perencanaan
Perbaikan
pembelajaran menitikberatkan pada masalah yang ada pada pembelajaran sebelumnya
(Pra siklus), guru menyusun RPP
Siklus I dengan strategi yang tepat dan media pembelajaran yang sesuai agar
siswa dapat aktif dalam pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode
yang tepat sesuai materi penggolongan hewan. Skenario dituangkan dalam RPP siklus I dan
dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang telah disusun.
b. Hasil Pelaksanaan
Dikemukakan
hasil pengamatan atas keaktivan
siswa dalam pembelajaran persentase sebesar 60%. Perhatian siswa pada materi persentase
sebesar 66%, kedisiplinan
siswa dalam persentase aktif sebesar 86%, penugasan
dalam pelajaran persentase aktif sebesar 60%. Dari
uraian tersebut maka dapat disimpulakan bahwa
tingkat keaktivan
siswa masih rendah.dan perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus II.
c. Hasil refleksi
Pelaksanaan
pembelajaran siklus I siswa
SD Negeri 1 Sungai
Lumpur menunjukan sedikit peningkatan dalam penguasaan materi tentang
penggolongan hewan melihat persentase ketuntasan masih kurang, maka masih perlu
ada penyempurnaan, hal tersebut dilaksanakan melaui perbaikan pada siklus II.
3. Siklus II
a. Hasil Perencanaan
Perbaikan
pembelajaran siklus II sesuai
dengan RPP yang disusun melalui
penggolongan hewan siswa diharapkan meningkatkan kemampuan dalam memahami
pembelajaran IPA dengan materi penggolongan hewan .rencana yang sudah disusun
dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang telah dikonsep.
b. Hasil Pelaksanaan
Hasil
tes formatif sebagaimana telah disajikan dalam siklus II ini menunjukan bahwa dari 35 hanya ada 2 siswa
yang belum tuntas sedangkan 33 siswa telah dapat mencapai batas tuntas hasil
tes belajar pada siklus II.
Di samping hasil belajar
tersebut dapat pula dikemukakan hasil pengamatan atas keaktivan siswa dalam pembelajaran
persentase sebesar 80%, perhatian
siswa pada materi persentase sebesar 93%, kedisiplinan siswa
dalam persentase aktif sebesar 93%, penugasan dalam pelajaran persentase aktif
sebesar 86%. Dari
uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat keaktivan
siswa tinggi.
Hasil
observasi pada pelaksanaan
proses pembelajaran kegiatan mengajar siklus II mendapat komentar baik membuat pelajaran
cukup, memotivasi siswa baik, pengkajian sesuai dengan materi cukup, penggunaan
metode dengan RPP cukup, bimbingan terhadap siswa baik yang mengalami kesulitan
belajar baik, pelaksanaan evaluasi baik, penggunaan media belajar baik, dan mengakhiri pelajaran
baik.
c. Hasil Refleksi
Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus II siswa SD Negeri 1 Sungai Lumpur dalam
penguasaan materi penggolongan hewan telah menunjukan peningkatan, setelah
dibandingkan dengan hasil nilai siklus I. Nilai siswa pada siklus II menunjukan
hasil ketuntasan yang dicapai kelas III adalah 94,28%. Hal tersebut adalah
wujud dari pelaksanaan RPP Siklus II.
4. Hasil Pengolahan Data
Beradasarkan
dari hasil belajar mata pelajaran IPA dengan materi penggolongan hewan siswa
kelas III pada siklus I dan Siklus II dapat dilakukan analisis bahwa siswa yang tuntas
dalam perbaikan siklus I berjumlah 20 siswa atau 57,14% dan belum tuntas
berjumlah 15 siswa atau 42,86 %, selanjutnya perbaikan
dalam siklus II siswa yang sudah tuntas berjumlah 33 siswa atau 94,28% dan siswa yang belum
tuntas hanya 2 orang siswa atau 5,72%.
B. Pembahasan
dari Setiap Siklus
Dari
hasil pengolahan data siswa sebelum perbaikan pada tabel pada pembelajaran IPA
dengan materi penggolongan hewan. Hasil tes menunjukan bahwa siswa kelas III
semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 SD Negeri 1 Sungai Lumpur yang mencapai
ketuntasan belajar hanya 20 siswa atau 57,14 %. Berarti 15 siswa atau 42,86 %
gagal dan perlu mendapatkan perbaikan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan
permasalahan tersebut maka untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
pelajaran IPA dengan materi penggolongan hewan tersebut. penulis melakukan
perbaikan pembelajaran melalui pola-pola penelitian tindakan kelas pada
perbaikan pembelajaran siklus II.
Berdasarkan
pengolahan data maka untuk menuntaskan hasil belajar siswa penulis mengadakan
siklus II yang hasilnya menunjukan peningkatan yang memuaskan. Pada perbaikan siklus I
dari 35 siswa kelas III Semester 1 SD Negeri 1 Sungai Lumpur yang mendapat
nilai 68 ke atas
yang semula hanya 20 orang siswa meningkat menjadi 33 siswa. Peningkatan hasil
belajar siswa yang lebih baik pada siklus II ini penulis lakukan dengan
menggunakan media gambar.
V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari
hasil proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, maka dapat diambil suatu
kesimpulan antara lain; (1) penggunaan
media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena mereka termotivasi
mengikuti pembelajaran sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan
baik, dan (2) penggunaan media gambar
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Siswa yang sebelumnya pasif menjadi
aktif dalam belajar.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka guru disarankan sebaiknya melakukan beberapa hal dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu,
antara lain; (1) menggunakan media yang tepat sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan kemampuan siswa, (2) penyampaian materi penggolongan hewan
akan lebih baik jika menggunakan media gambar, sebab penggunaan media gambar
akan memotivasi siswa mengikuti pelajaran, sehingga hasil dan aktivitas
belajarnya maksimal, (3) memberikan
semangat pada siswa yang kurang aktif agar ikut berpartisipasi, dan (4) guru sebaiknya
berkoordinasi dengan teman seprofesinya dan pihak-pihak lain yang terkait
sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Daftar Pustaka
Fathurohman,
Pupuh. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Prihatin, Eka.
(2008). Guru Sebagai Fasilitator.
Bandung: PT. Karsa
Mandiri Persada.
Susilana,
Rudi. (2011). Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian,
Media Pembelajaran. Bandung:
CV Wacana Prima.
Sapriati,
Amalia. (2011). Modul 2. Pendekatan dalam Pembelajaran IPA SD:
Pembelajaran
IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
_____________.
(2011). Modul 5. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran
IPA: Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Walgito,
Bimo. (2004). Bimbingan dan konseling. Yogyakarat:
C.V Andi Ofset
Comments
Kunjungi ittelkom-sby.ac.id